Cara Membangun Hutan Kota
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk membangun Hutan Kota diantaranya:
Strategik: banyak masalah lingkungan kota dan perkotaan yang dapat diatasi dengan membangun hutan kota.
Antisipatif: hutan kota harus dipersiapkan untuk mengatasi masalah lingkungan yang diperkirakan akan muncul pada masa yang akan datang. Hal ini perlu diperhatikan mengingat hutan kota baru akan berfungsi dengan baik setelah tanaman berumur 15 – 25 tahun.
Futuristik: hutan kota akan dapat berfungsi dengan baik setelah tanaman berukur 15 – 25 tahun; selain itu disain dan tata letak tanaman dan jarak tanamnya harus memperhatikan lingkungan setempat. Jangan terlalu dekat dengan banguna, agar tanaman setelah dewasa tidak mengganggu bangunan, jalan dan saluran air.
Fungsional: hutan kota harus diarahkan untuk mengatasi masalah lingkungan baik yang sudah ada pada saat ini atau yang diperkirakan akan munsul pada masa yang akan datang.
Efektif: hutan kota dapat berperan dalam mengatasi masalah lingkungan karena jumlah luasan (batang) cukup.
Efisien: luasan hutan kota (jumlah batang) yang ada dapat mengatasi masalah lingkungan pada luasan yang minimal. Hal ini perlu diperhatikan mengingat lahan kota sangat mahal dan lahan kota harus cukup tersedia untuk menyangga kota sebagai pusat berbagai kegiatan.
Kecocokan: cocok dengan lingkungan setempat (tanah dan iklim)
Luasannya cukup agar manafaat hutan kota dapat dirasakan secara nyata.
Penata letakan tanaman diatur sedemikian rupa, sehingga menghasilkan kesan yang indah (estetik)
Ketahanan: tahan terhadap cekaman lingkungan alam dan buatan.[2]
Contoh hutan kota di dunia
Ada berbagai contoh hutan kota besar di dunia, diantaranya:
Forest Park, di Portland, Oregon, Amerika Serikat sepanjang 13 kilometer.
Tijuca Forest, di Rio de Janeiro, Brazil seluas 32km²
Sanjay Gandhi National Park, di Mumbai, India
Babakan Siliwangi di Bandung, Indonesia
sumber:wikipedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar